H's Life Story | Ep.1 Begin | Stefanus Hendy Blog

H's Life Story | Ep.1 Begin


H's Life Story Episode 1 Begin


Awalnya Aku hidup dan dilahirkan oleh Ibuku. Aku semakin tumbuh menjadi bayi yang sehat. Aku tidur di keranjang bayi dan Aku bermimpi Aku dapat terbang dan bisa melihat wujud diriku sendiri di tempat yang sangat gelap yaitu di kamarku dan wujudku pun sedang tertidur pulas dan Aku dapat kembali ke tubuh asalku dan kembali dalam suasana kegelapan.

Pada waktu itu Aku belum bisa melihat dunia dan belum bisa merasakan hiburan bersama Keluargaku. Sudah banyak hiburan yang Aku lalui tetapi Aku masih belum menyadarinya seakan-akan Aku belum hidup.
Sebelumnya, Aku mau perkenalkan diriku dulu. Namaku " Hendy ". Hendy, artinya Jalan penghidupan yang tenteram, merdeka, bahagia, dan sempurna. Tak tahu kenapa Ibu dan Ayahku memberikan namaku yang singkat itu, mungkin ada maksud tertentu? Ayahku lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Pribumi). Dan Ibuku lahir di daerah Kota Jakarta Barat (Keturunan TiongHua). Aku keturunan TiongHua tetapi tampilan fisik-ku lebih seperti Ayahku (Pribumi).

Ayahku itu orangnya lemah lembut dan simple tetapi tegas kalau marah bisa melempar barang-barang. Dia sangat suka makan dan memiliki perut yang besar. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan yang menjual berbagai lampu. Dan orangtua Ayahku masih hidup.

Ibuku itu orangnya sangat lemah lembut, simple, lugu, cantik, dan kalau marah sangat galak. Dia sangat suka berinteraksi dengan orang lain. Dia bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan selalu menjagaku di Rumah. Dan orangtua Ibuku telah tiada sejak sebelum Aku lahir.

Walaupun berbeda keturunan tidak masalah bagi mereka karena cinta itu tidak memandang suku, ras, dan budaya tetapi karena adanya kasih sayang antar sesama. Biasanya Keluargaku memanggilku "Hen" atau "dy". Ya antara 2 itu. Sangat simple bukan? Aku adalah anak terakhir di Keluargaku. Aku tinggal dirumah yang simple bersama Ayah, Ibu, dan Kakak Perempuanku (Linda).

Linda itu orangnya baik, lugu, cerewet, dan pintar tetapi kalau marah sangat galak seperti ibuku. Dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia sangat mudah berinteraksi dengan teman-teman sebayanya sehingga Dia memiliki sahabat yang banyak sekali di Sekolahnya.

Pada Tahun 2003, Pada saat Aku berumur 5 Tahun. Waktu Pertama kalinya, Aku bangun dan Akupun membuka mata dan dapat melihat dunia yang cerah dan langit yang berwarna biru cerah di daerah Kota Jakarta Barat, di Negara Indonesia ini. Pada saat itu, Aku terbangun di sebuah Mobil JEEP kecil. Disitu ada Ayah, Ibu , dan Kakak Perempuanku (Linda). Orang tuaku mengantarkan Kakak-ku ke sekolah dasarnya. Lalu setelah mengantar Linda, Kita kembali ke rumah dengan Mobil JEEP kecil berwarna merah.

Setiap siang, Aku dan Keluargaku selalu pergi bermain ke rumah Saudaraku (Edwin). Rumah Saudaraku tidak jauh juga dengan rumahku. Rumahnya lumayan besar, bersih, dan rapi seperti istana tetapi berukuran kecil. Disana ada Nenek Saudaraku, Edwin, Kuku (Bibi), Suk suk (Paman).


*Dalam Panggilan kekerabatan Etnis TiongHua,
Bibi/Tante = Kuku
Paman = Suk suk


Edwin itu orangnya baik, tegas, suka makan, suka main game, dan kalau marah sangat sadis bisa lebih parah dari Linda bahkan lebih parah dari Ibuku. Tetapi Dia sangat bersahabat denganku. Dia sekarang telah duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama (SMP).

Akupun disambut langsung oleh Nenek Saudaraku dan seperti biasanya Aku selalu duduk di pangkuannya dan Dia selalu menyentil dan memegang-megang daun telingaku.

Nenek Saudaraku ini sangat baik terhadap Aku tetapi kadang juga tegas kepada yang lainnya. Tetapi Aku belum pernah melihat Dia marah. Setiap hari, Aku selalu melihat Dia tersenyum dan selalu menasihatiku setiap Aku duduk di pangkuannya pada sore hari sambil memandangi jendela ke luar Rumah.


"Daun telinga Kamu nih tebel banget, enak disentil sama dipegang-pegang hehe..." Kata Nenek Saudaraku sambil memangku Aku di pangkuannya.


Akupun hanya terdiam karena Aku memiliki sifat pemalu untuk berinteraksi dengan orang lain. Tetapi Aku tidak membencinya dan Aku merasa senang karena Aku sangat dihargai dan Dia juga menyayangiku dengan tulus hati. Aku juga berpikir mungkin daun telingaku ini merupakan kenangan terindah dari Nenek Saudaraku suatu saat nanti.

Aku belum memulai sekolah dan Aku menghabiskan banyak waktu bersama dengan Keluarga dan Saudaraku di Rumah Saudaraku dan dibimbing oleh kedua Orang tuaku dan juga Saudaraku di Rumahku. Aku belum mengenal dengan siapa-siapa kecuali Keluargaku dan Saudaraku. Ibuku selalu menjaga, membimbing, dan merawatku dengan tulus. Setiap hari Ibuku selalu teriak dan berkata.


" Mandi yang bersih kalau bisa mandi sendiri!"

" Sikat gigi dulu sebelum makan!"

" Cuci tangan dulu sebelum makan!"

" Makan yang bersih dong! Habisin semuanya jangan ada sisa, nanti makanannya nangis lho." 

" Kalau mau tidur cuci kaki dulu sana!"

" Udah malem, waktunya tidur!"

" Awas jangan deket listrik! Nanti kesetrum!"

" Sikat gigi dulu dong sebelum tidur! Mau nanti mulutnya bau sama giginya ompong?!"


Aku menuruti semua perkataan Ibuku dan Aku sungguh yakin Ibuku telah memberikanku yang terbaik dan terkadang Aku kesal mendengarkan perintah Ibuku itu. Setidaknya menurutku itu semua hal baik, jadi Aku turuti semua perintah Ibuku.

Setiap sore hari, Keluargaku kembali ke Rumahku untuk istirahat. Setelah selesai mandi, Akupun langsung pergi ke kamar tidurku dan disana terdapat kaca yang setinggi lemari bajuku. Aku melihat kaca yang tinggi itu di kamarku dan Aku bisa melihat wujud Diri-ku sendiri yang masih kerdil ini dan seperti Apakah Aku ini yang terwujud di Dunia ini? Aku senang setidaknya Aku dapat mengenali wajahku dan wujudku di Dunia ini.

Ada sebuah pertanyaan yang terlintas dipikiranku sejenak.


"Kenapa Aku diciptakan dengan wujud yang seperti ini?"


Aku akhirnya bisa melihat wujud diriku sendiri dan rasa penasaranku telah hilang dan merasa puas. Walaupun Aku rasa penampilanku kurang menarik tetapi Aku harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakanku di Dunia ini.

Dijamanku dulu, belum ada yang namanya HP ataupun smartphone. Indonesia masih belum memiliki teknologi yang sempurna. Aku hanya bermain Action Figure, Balok-balok, dan Mobil-mobilan sendirian di Rumahku. Aku dan Keluargaku hidup bersama dalam sukacita.

Film kartun kesukaanku jaman dulu yaitu "Tom & Jerry". Aku selalu menonton film itu sambil menyantap mie instan atau makan siang yang lezat dengan diselingi tawa canda baik di Rumahku maupun di Rumah Saudaraku.

Quote :

" Hargailah hidupmu walaupun hidupmu tidak sesempurna seperti orang lain. Walaupun hidup Kita tidak sempurna tetapi Kita bisa membuat hidup menjadi sempurna. Dan Kita harus dapat bersosialisasi dengan sesama karena siapa tahu Mereka dapat membantu kehidupan Kita di masa depan nanti. " - Stefanus Hendy


* Mohon Maaf jika ada unsur ketidaksengajaan atau kesamaan kejadian atau nama tokoh yang terjadi di cerita (post) ini, dan adanya kesalahan dalam pembuatan cerita (post) ini. Post ini dibuat dengan tujuan hanya untuk menyampaikan pesan moral kehidupan dan hiburan semata bukan untuk menyinggung siapapun yang telah membaca post ini. Kritik dan Saran anda sangatlah membantu kami untuk menjadi yang lebih baik dalam mengelola Blog ini.*